Jumat, 28 Februari 2014

Dongeng si kancil dan monyet

Dongeng si kancil dan monyet - kali ini si kancil bertemu dengan seekor monyet yang sangat rakus. Sama seperti halnya cerita si kancil sebelumnya. Si kancil dan monyet sebenarnya berteman baik, namun memang dasar sifat monyet adalah rakus dan serakah. Membuat kancil ingin membuat jera si monyet. Begitu juga halnya pada dongeng si kancil dan monyet berikut ini, selamat menyimak ceritanya yaa.

Suatu hari di pagi yang cerah. Kancil berjalan pelan disebuah kebun jambu air. "Hmm..ranum sekali jambu air itu, aku jadi ingin memetiknya, tapi kelihatannya pohon jambu itu tinggi sekali yaa". Kancil mengeluh karena pohon jambu air tidak bisa ia panjat.

Dongeng si kancil dan monyet


Tiba-tiba muncullah si monyet sambil bergelantungan di pohon jambu. "Hai kancil, sedang apa kamu disitu" tanya si monyet. Ternyata monyet tidak kenal dengan semua jenis pohon kecuali pohon pisang kesukaannya. "Aku lagi menunggu pohon jambu air ini berjatuhan" kata si kancil.

"Oh ternyata ini pohon jambu air toh...hehehe...enak ga cil buahnya?" Si monyet bertanya lagi pada si kancil. Si kancil berkata "ya jelas enak dwuoonk..kalau ga enak ngapain pula aku ada disini nungguin buah itu jatuh". "Hehehe..jangan jutek dong cil, aku khan ga tau" si monyet nyengir.

"Yo wes, tunggu dibawah ya cil, nanti aku kasih ke kamu" kata si kancil yang langsung loncat ke atas pohon jambu air itu.

(Dongeng anak dan cerita anak hanya di http://dongenganakindonesia1.blogspot.com)

Tak lama setelah si monyet lompat menaiki pohon itu, si kancil hanya menunggu di bawah dan tidak ada satupun jambu yang diberikan kepada si kancil. Tiba-tiba "tuk.tuk..tuk" lalu si kancil berteriak "Aduh nyet, gimana sih kamu, masak aku cuma dikasih biji jambunya saja, dan bekas kamu makan lagi" si kancil sangat geram atas kelakukan si monyet.

"Oops..sori cil, ada kamu ya di bawah, aku sampe lupa kalau kamu juga kepengen jambu air ini juga...hehehe" si monyet nyengir ke arah kancil yang cemberut lalu pergi.

"Dasar monyer serakah, aku yang punya ide, malah dia yang rasakan manisnya" si kancil semakin galau.

Akhirnya si kancil tiba di kebun cabai yang terkenal pedas itu. Timbul ide si kancil untuk mengerjai si monyet yang serakah tadi. Lalu si kancil bergegas menuju pohon jambu air tadi dan memanggil si monyet yang sedang memakan jambu air.

"Nyet, monyet...sini nyet, kamu pasti belum tahu yah, ada buah yang lebih manis dari jambu air ini" teriak si kancil dari bawah pohon. Si monyet tersedak karena terkejut oleh kancil. "Duh cil, kalau manggil mbo ya permisi dulu gitu, jangan ngagetin aku kayak gitu" kata si monyet protes.

"Ahh...hayo cepat buruan, nanti buah ini habis dimakan oleh kawanan hewan disana" kata si kancil.

Monyet akhirnya mengikuti si kancil ke arah kebun cabai yang ia belum tahu rasanya.

(Dongeng anak dan cerita anak hanya di http://dongenganakindonesia1.blogspot.com)

Lalu sampailah si kancil dan monyet di kebun itu. "Benar nih cil rasanya lebih manis dari jambu air tadi?" Si monyet penasaran."Bahkan lebih manis dari pisang yang biasa kamu makan, nyet" si kancil menimpali. Tak sabar monyet segera ingin memakan cabai itu. Sekali meraih tangan monyet penuh dengan cabai hijau yang besar-besar itu dan "hopp..." Si monyet langsung melahap sepuluh buah cabai yang super duper pedasnya.

Seketika si muka monyet menjadi merah dan bibirnya terlihat komat-kamit menahan pedas yang amat sangat di mulutnya.

"Huaaaa........!" Si monyet lari terbirit-birit ke arah sungai. Matanya berair, mukanya merah dan bibirnya terlihat banyak sekali biji cabai yang sudah ia kunyah. Melihat si monyet lari pontang panting ke sungai untuk minum, si kancil tertawa terbahak-bahak.

"Makanya jangan serakah, dasar monyet rakus" akhirnya si kancil pergi meninggalkan si monyet yang sedang minum air sungasi untuk menghilangkan rasa pedas di mulutnya.

Hikmah dongeng si kancil dan monyet kali ini adalah kita harus mau saling berbagi kepada sesam kita dan jangan pernah merasa ingin menang sendiri. Demikianlah kisah dari cerita si kancil dan monyet kali ini. Sampai jumpa di kisah si kancil berikutnya yaa...salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar